Sabtu, 24 September 2011

Sejarah Lembaga Pengkajian Islam FHUA

Merangkai sejarah LPI tidak dapat dipisahkan dari sejarah da’wah kampus secara umum ataupun dari sejarah da’wah universitas andalas.
Da’wah kampus adalah aktivitas da’wah yang dilakukan di lingkungan kampus. Di Indonesia aktivitas da’wah kampus telah mulai berkembang sejak dekade 80-an. Sedikit banyaknya hal ini juga dipengaruhi oleh peta perpolitikan Indonesia. Di era 80-an Soeharto mulai merasa terancam dengan semakin pesatnya gerakan Islam, karena ia merasa posisi nya sebagai Presiden Indonesia akan direbut menjelang Pemilu maka banyak gerakan Islam yang dicurigai dan akhirnya dibungkam. Disamping itu Soeharto juga mencoba meraih simpati umat islam dengan membangun mesjid-mesjid melalui Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila di banyak tempat di Indonesia termasuk di wilayah kampus. Beberapa aktivis da’wah melihat peluang ini, dan dimulai lah sebuah periode baru: periode da’wah kampus.
Munculnya aktivitas da’wah di kampus dilatar belakangi oleh beberapa hal.
Pertama, bahwa pemuda yang menjadi mayoritas dari warga kampus merupakan potensi kebaikan yang luar biasa, karena itulah dalam rangka menyongsong kebangkitan islam dibutuhkan peran pemuda menyemai kehidupan Islami.
Kedua, kita dihadapkan kepada kenyataan sejarah dimana para pemuda dan ilmu sebagai dua unsure utama kampus adalah prasyarat tegaknya peradaban.
Ketiga, kenyataan bahwa mahasiswa merupakan stakeholder yang berperan penting dalam memainkan fungsi control terhadap roda pemerintahan, maka tertanamnya nilai-nilai keislaman pada idealisme mahasiswa sangat dibutuhkan sebagai jaminan objektivitas dan kualitas control yang dimainkan
Keempat, hamper seluruh bangsa-bangsa di dunia menjadikan kampus sebagai basis utama supplier SDM untuk mengisi pos kepemimpinan masa depan
Pada era-80, da’wah kampus menitik beratkan pada aktivitas kaderisasi (nukhbawi) dan perapian struktur (tanzhimi). Di era inilah lahir murabbi murabbiyah teladan. Mereka adalah ADK sabiqunal awwalun yang memperjuangkan hijab yang dahulu tabu. Ini lah masa dimana da’wah dan hijab dianggap sesuatu yang sesat, disinilah cibiran dan cemoohan harus siap ditelan. Dimasa inilah da’wah menjadi prioritas terbesar bahkan ketimbang kuliah sekalipun.
Pada era-90, jumlah aktivis da’wah sudah mulai bertambah dank ran kebebasan bagi mahasiswa untuk melakukan aktivitas oragnisasi sudah mulai terbuka. Maka dak’wah kampus mulai hadir dalam bentuk sebuah lembaga di setiap kampus-kampus di Indonesia, termasuk di Universitas Andalas.
Secara singkat sejarah dakwah kampus di Unand dimulai tahun 1980-an dari Masjid Al Azhar di Kampus Unand Air tawar. sampai tahun 1987, kajian-kajian keislaman, grup-grup studi islam mulai marak dan berkembang di Masjid Al Azhar. Telah banayk mahasiswa yang tergabung untuk ukuran masa itu.
Perjuangan da’wah kampus melalui Lembaga Formal dimulai oleh Fakultas Kedokteran dengan FSKI (Forum Studi Kedokteran Islam) pada tahun 1991, tapi tidak aktif. kemudian disusul oleh FORSTUDI (Forum Studi Dinamika Islam) Fakultas Pertanian pada bulan April di tahun yang sama. Sebagai sebuah Lembaga Dakwah Fakultas, maka FORSTUDI inilah yang pertama berstatus sebagai Lembaga yang Formal dan di SK-kan oleh Dekan Faperta. Artinya secara formal FORSTUDI adalah LDF yang pertama berdiri dan yang aktif di Unand. Pendiri Forstudi ini adalah Yahandrison Syamsu. Beliau membuat sebuah proposal pendirian Forstudi dan mengajukannya kepada Dekan. Setelah melalui lobi-lobi yang panjang dan cukup dramatis, akhirnya FORSTUDI berdiri dengan resmi. Dari proposal pendirian inilah, kemudian dipinjam oleh ikhwan-akhwat di Fakultas lain untuk mendirikan Forum Studi Islam di masing-masing Fakultasnya.
Pada tahun 1991 kampus Unand Air Tawar, sebagian dipindahkan ke kampus Unand Limau Manis. Saat itu diresmikan Masjid Nurul ‘Ilmi Unand oleh Presiden Soeharto, dari bantuan Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila. Untuk mengelola Masjid dibentuklah kepengurusan yang terdiri dari dosen, karyawan dan mahasiswa. Pada waktu itu masuklah 4 orang ikhwah sebagai pengurus pertama Masjid Nurul Ilmi Unand. Yaitu Syahril (FMIPA), Yandril (Sastra). Dedi Almasdi (FMIPA) dan Afghani (FMIPA). Kemudian dari ide dan kesepakatan beberapa orang ikhwah dan akhwat diluar mereka berempat diusulkanlah kepada pengurus Masjid Nurul Ilmi untuk mendirikan Remaja (Mahasiswa) masjidnya Unand dengan nama Forum Kajian Islam Rabbani Masjid Nurul Ilmi Unand. Secara resmi, Forum Kajian Islam Rabbani didirikan pada 30 Nopember 1991. Nama-nama pendiri itu antara lain Syahril, Yandril, Darwis, Mukhlasin, Eka Saputra, Afghani, Dedi Almasdi, Sulthani dan 2 orang akhwat (masih ditelusuri namanya). Ketua pertama FKI Rabbani adalah Al Akh Syahril (FMIPA’88) dan Sekretarisnya Akh Mukhlasin (FMIPA’89). Kepengurusan pertama ini berjalan sampai beberapa tahun (± 3 tahun-tidak ada batas waktu yang definitif) karena pada waktu itu belum ada AD/ART, Pedoman Tata Kerja Organisasi yang tertulis. ketiak itu, yang menjadi prioritas adalah bagaimana menghidupkan kegiatan-kegiatan organisasi yang“masih bayi”.
Setelah berdirinya FKI Rabbani mulai pula berdiri Forum-forum Studi Islam Fakultas. Karena dirasakan dakwah kita di tingkat kampus melalui LDK belum mampu untuk mengakar dan menyentuh langsung kepada mahasiswa. Menyusul FSKI dan Forstudi yang telah berdiri sebelumnya, muncullah FSI MIPA (1992), FSI Ekonomi, FSI Faterna, FORISTEK (Teknik), FSI FISIP, FSI Sastra, LPI Hukum, dan terakhir FORSIPOL (FSI Politeknik).
DALAM GORESAN TINTA
LPI adalah bagian kecil dari sejarah da’wah kampus Universitas Andalas. Sama halnya dengan fakultas-fakultas lain, di era-80 geliat da’wah kampus, juga sudah mulai ditatih di Fakultas Hukum. Aktivitas da’wah yang dilakukan lebih menekankan kepada aktivitas kaderisasi (nukhbawi) melalui sarana tarbiyah. Da’wah fardiyah juga menjadi penanda aktivitas di era ini.
Hingga awal tahun 1997 aktivitas da’wah di Fakultas Hukum hanya berupa forum pengajian saja. Beberapa nama yang sempat tercatat aktif di periode ini antara lain; Helmi Darlis, SH, Sp.N, Rafdinal, Hulma Yuweni, Rudi Rifai, Zulkifli, Yusrin Nazief, Nana Sixtia.
Pada tahun 1997, dideklarasikanlah Lembaga Pengkajian Islam di Fakultas Hukum Jalan Pancasila, yang di ketuai oleh Yusrin Nazief BP 94 dan kepengurusannya di isi oleh :
BP 92 : Rudi Rivai, Zulkifli
BP 93 : Tri Murti dan Nelly
BP 94 : Afzuefendi, Masna Yunita, Devi Anggraeni
BP 95 : Inayati Sixtia, Novriyanti, Nur
BP 96 : Ahmar Ihsan
Ditahun inilah mulai dirumuskan visi misi, AD/ART, GBHPKO.

0 komentar:

Posting Komentar

Bagikan ke

Facebook Twitter Delicious Digg Stumbleupon Favorites